Selasa, 04 Juni 2013

Pilihan memang tak mudah!!





Setelah lulus dari SMA setiap orang punya pilihan dalam dirinya masing-masing. Pilihan itu bebas dan setelah dipilih harus dijalankan secara nyata. Ada yang mau langsung kerja, mau langsung terusin ke jenjang yang lebih tinggi atau libur satu tahun untuk persiapan kuliah di tahun depannya lagi, dan lain-lain. Semua itu terserah, bebas untuk memilih. Tapi tidak bagi aku untuk libur 1 tahun atau apa lah yang buang-buang waktu. Sebenarnya libur itu penting dan enak, tapi kalo tidak menghasilkan apa-apa ya percuma saja... 

Nah ini saatnya aku untuk memilih masa depanku. Tapi kenyataannya pilihanku selalu dibayang-bayangi berbagai hambatan. Sebenarnya antara belajar (dalam arti pelajaran hafalan, berhitung, dsb) dengan olahraga, aku lebih memilih olahraga. Aku memilih olahraga karena hidup ini sangat bisa dirasakan secara nyata dengan praktik dan bukan hanya secara teori. Mungkin aku mulai merasa bahwa pelajaran di sekolah dengan banyak teori tidak banyak berguna dibandingkan dengan praktik. Aku mungkin jenuh dan merasakan sekolah bertahun-tahun hanya teori saja. Pelajaran di sekolah yang aku tunggu-tunggu adalah pelajaran olahraga. Olahraga aku bisa lebih bebas bergerak tanpa batasan. Tidak ada olahraga harus memakai rumus dan rumus, semua dijalani dengan perasaan. Bayangkan apabila belajar hanya terpaku pada rumus yang hanya menjadi hafalan dan hafalan saja. Sia-sia saja apabila tak mengerti dan hanya menghafal.

Pilihanku yang pertama, yang aku impi2kan menjadi pesepakbola dan pebulutangkis. Betapa asyiknya bermain bola dan bulutangkis tanpa harus menguras otak. Karena menurutku olahraga adalah seni dan perasaan tanpa batas. Mungkin banyak orang didekatku terutama orangtuaku yang tidak setuju kalo aku mau jadi pemain bola atau pemain badminton karena masa depannya tidak cerah dan dibatasi oleh umur. Aku juga setuju bahwa itu benar. Tapi aku disini kecewa karena apa yang aku sukai tidak berkembang dan dihentikan dengan kata yang bisa membuatku menyerah. Jadi kalo sudah begini sepakbola dan bulutangkis hanya menjadi hobi semata yang tidak akan berkembang sampai kapanpun!!!

Lalu pola pikirku berubah seiring waktu berjalan. Pikiranku mulai terbuka. Memang sebagai seorang atlit itu dibatasi dan dibatasi, apalagi kalau kerja di Indonesia yang masa depannya tidak bagus. Kalau diluar negri mungkin berbeda hasilnya yang pasti masa depannya bagus. kalau sudah begini aku mulai tertarik dengan kesehatan. Otomatis aku ingin jadi dokter yang masa depannya bisa dipercaya. Tapi kenyataannya untuk bisa menjadi ini dan itu harus dilewati dengan yang namanya ujian. Aku paling gak suka yang namanya ujian karena ujian hanya ditentukan sebatas teori belaka dan kelulusan hanya ditentukan dari ujian yang hanya beberapa hari. Ujianku saat ini pas-pas-an juga dan tidak terlalu bagus, tapi aku punya proses yang baik dari pada ujian. Kenapa pola pikir manusia tidak bisa diubah yang sederhana saja.... Seharusnya kemampuan seseorang tidak hanya dilihat dari teori belaka, kitapun harus lihat bagaimana proses orang terlebih dahulu. Setelah ada proses pastikan bahwa orang tersebut memang layak untuk diterima. Belum tentu orang yang ujiannya bagus tapi proses selanjutnya bagus. Korupsi, kolusi, dan nepotisme adalah bukti kegagalan. misalnya, sekarang kalo tidak bisa jadi dokter atau mau jadi pejabat, mau ngga mau cara yang paling tidak benar pake duit, disogok lah supaya bisa diterima. Kalo sudah begitu rusak bangsa ini jadinya. Bagaimana kalo sifat manusia hanya kemunafikan belaka???!! Itulah Manusia yang Munafik dan memang kalo sudah seperti ini kita memang harus Realistis dan menerima kenyataan kehidupan yang ingin berkuasa dengan penuh keegoisan!!

Dengan hasil SNMPTN yang tidak lolos, aku harus mengikuti SBMPTN yaitu ujian tulis untuk masuk ke perguruan tinggi. Disini aku jujur TIDAK SIAP. Menurutku, Sekolah sebagai sarana pendidikan hanya sebatas meluluskan siswa. Kenyataannya kalo aku siap ikut ujian SBMPTN otomatis Sekolah itu tidak sebatas meluluskan siswa. Kalo sudah begini aku harus ikut bimbingan belajar ini dan itu. Aku orang yang sederhana dan harus hidup prihatin tidak bisa ikut bimbingan belajar yang harus membayar lagi. Lalu apa gunanya sekolah dibandingkan Lembaga bimbingan belajar??? tapi mau ngga mau harus siap dan aku harus menghadapi itu. Semoga saja aku bisa Lolos di SBMPTN ini. Pilihanku adalah menjadi dokter. Tapi kalo memang aku tidak lolos, aku terima dan aku jalani ke jalan yang lain. Jalan lain itu adalah farmasi. Masuk farmasi pun tidak apa-apa, tapi disini aku katakan bahwa jika dunia tidak menerima aku adalah kerugian dan kesalahan yang sangat besar!!! Tekadku dan prinsipku kuat!!!  Dengan keterbatasan kemampuanku dalam teori aku menyatakan pasrah dan ikhlas. Karena apa yang dipelajari dari pendidikan SD-SMA tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Perguruan Tinggi yang akan membahas kemampuan dan bakatmu secara mendalam. Jadi klo misalnya aku mau jadi dokter, percuma saja aku belajar geografi.

Biarkan aku menjadi korban atas ketidakadilan ini. Tapi aku akan mengubah ketidakadilan ini menjadi seadil-adil mungkin. Aku akan mengembangkan bakat dan kemampuan orang-orang apa yang dia bisa supaya dia bisa berkembang dan bukan hanya menjadi hobi semata!



Yogyakarta, 5 Juni 2013